Panduan Keigo Jepang: bahas Sonkeigo, Kenjougo, & Teineigo serta penerapannya dalam komunikasi profesional & dunia kerja modern.
Bagi banyak pembelajar, bahasa Jepang seringkali terasa memiliki dua tingkatan terpisah: bahasa sehari-hari yang santai, dan sistem yang sangat formal dan kompleks yang dikenal sebagai Keigo ($\text{敬語}$). Keigo diterjemahkan sebagai Bahasa Hormat (Honorific Language), namun lebih dari sekadar kesopanan. Keigo adalah cerminan langsung dari struktur hierarki yang mendalam dan berakar pada budaya Jepang.
Keigo bukan opsional; ia adalah keterampilan yang wajib dikuasai dalam lingkungan profesional, akademis, dan interaksi resmi. Penggunaan Keigo yang tepat menunjukkan rasa hormat, status sosial, dan yang paling penting, kesadaran Anda terhadap hubungan antarmanusia. Kegagalan dalam menggunakan Keigo yang benar dapat dianggap sebagai ketidaksopanan parah atau bahkan penghinaan. Artikel ini akan membedah tiga pilar Keigo, filosofi di baliknya, dan strategi penerapannya di dunia nyata.
Filosofi di Balik Bahasa Hormat (Uchi-Soto)
Inti dari Keigo adalah prinsip Jarak Sosial yang diatur oleh konsep Uchi dan Soto.
Konsep Uchi (Dalam) dan Soto (Luar)
- Uchi ($\text{内}$ - Dalam): Kelompok internal atau lingkaran dalam Anda. Ini bisa berupa keluarga, rekan kerja satu tim, atau anggota perusahaan Anda. Dalam konteks Uchi, penggunaan bahasa lebih santai.
- Soto ($\text{外}$ - Luar): Kelompok eksternal atau lingkaran luar Anda, terutama klien, pemasok, atau orang asing yang berkedudukan lebih tinggi. Kepada kelompok Soto, Keigo wajib digunakan.
Prinsip Uchi-Soto sangat penting karena menentukan kapan Anda harus merendahkan diri sendiri (Kenjougo) dan kapan Anda harus meninggikan lawan bicara (Sonkeigo). Ketika berbicara dengan klien (Soto) mengenai atasan Anda (Uchi), Anda tetap harus menggunakan bahasa merendah (Kenjougo) untuk atasan Anda, karena klien berada di luar lingkaran Uchi.
Prinsip Dasar: Meninggikan Lawan Bicara atau Merendahkan Diri Sendiri
Pada dasarnya, Keigo bekerja dengan dua mekanisme psikologis:
- Meninggikan Status Lawan Bicara (Sonkeigo): Digunakan ketika merujuk pada tindakan atau status orang yang dihormati. Ini membuat orang tersebut terasa "di atas" Anda.
- Merendahkan Status Pembicara/Kelompok Sendiri (Kenjougo): Digunakan ketika merujuk pada tindakan Anda sendiri atau kelompok Uchi Anda. Ini membuat Anda terasa "di bawah" orang yang dihormati, menciptakan jarak hormat.
Tiga Pilar Utama Keigo
Keigo dibagi menjadi tiga kategori utama yang harus dipahami secara terpisah.
Sonkeigo (尊敬語 - Bahasa Penghormatan)
Tujuan: Untuk secara eksplisit menghormati orang yang diacu (biasanya orang yang diajak bicara atau orang yang statusnya lebih tinggi). Sonkeigo mengubah kata kerja dasar (doushi) menjadi bentuk yang lebih tinggi.
Mekanisme Sonkeigo:
- Perubahan Kata Kerja Khusus: Mengganti kata kerja umum dengan kata khusus (misalnya, Iku/Kuru/Iru (Pergi/Datang/Ada) $\rightarrow$ Irassharu).
- Pola Umum: Menggunakan awalan o- atau go- + bentuk kata kerja (misalnya, Yomu (Membaca) $\rightarrow$ O-yomi ni naru).
Kenjougo (謙譲語 - Bahasa Merendahkan Diri)
Tujuan: Untuk merendahkan diri sendiri atau tindakan kelompok Uchi Anda ketika berbicara kepada orang yang statusnya lebih tinggi.
Mekanisme Kenjougo:
- Perubahan Kata Kerja Khusus: Mengganti kata kerja umum dengan kata khusus yang menunjukkan kerendahan hati (misalnya, Iku/Kuru $\rightarrow$ Mairu; Suru (Melakukan) $\rightarrow$ Itasu).
- Pola Umum: Menggunakan awalan o- atau go- + bentuk kata kerja + suru atau itasu (misalnya, Matsub (Menunggu) $\rightarrow$ O-machi shimasu).
Teineigo (丁寧語 - Bahasa Sopan)
Tujuan: Ini adalah tingkat dasar kesopanan yang digunakan dalam percakapan formal sehari-hari, tidak peduli status lawan bicara Anda. Teineigo menunjukkan sikap sopan dan formal secara umum.
Mekanisme Teineigo:
- Penggunaan Akhiran: Menambahkan akhiran -masu pada kata kerja dan -desu pada kata benda/sifat (misalnya, Taberu (Makan) $\rightarrow$ Tabemasu).
- Partikel Sopan: Menggunakan awalan o- atau go- pada kata benda tertentu (misalnya, o-cha - teh).
Perbedaan Penerapan: Ketika Menggunakan Kata yang Benar Salah
Membingungkan tiga jenis Keigo ini dapat menimbulkan dampak sosial yang serius.
Studi Kasus: Iku (Pergi) dalam Tiga Bentuk Keigo
Memahami tiga bentuk kata kerja dasar Iku (Pergi) adalah latihan penting:
- Bentuk Dasar: Iku ($\text{行く}$)
- Teineigo (Sopan): Ikimasu ($\text{行きます}$)
- Sonkeigo (Menghormati tindakan lawan bicara): Irassharu ($\text{いらっしゃる}$)
- Kenjougo (Merendahkan tindakan diri sendiri): Mairu ($\text{参る}$)
Jika Anda berbicara kepada atasan (yang lebih tinggi statusnya), Anda harus merendahkan tindakan Anda sendiri. Mengatakan “Watashi wa Irassharimasu” (Saya menggunakan Irassharu) secara tata bahasa berarti Anda meninggikan diri sendiri, yang sangat tidak sopan. Yang benar adalah “Watashi wa Mairimasu” (Saya menggunakan Mairu).
Kesalahan Umum: Menggunakan Sonkeigo untuk Diri Sendiri
Kesalahan ini sangat umum di kalangan pembelajar. Sonkeigo hanya ditujukan untuk orang yang statusnya lebih tinggi (Soto atau lawan bicara yang dihormati). Anda tidak boleh menggunakan Sonkeigo untuk merujuk pada tindakan atau keberadaan Anda sendiri. Tujuannya adalah untuk menciptakan hierarki verbal di mana Anda berada di bawah orang yang Anda ajak bicara.
Keigo dalam Konteks Profesional
Lingkungan kerja Jepang adalah tempat di mana Keigo benar-benar diuji.
Hubungan Senior-Junior (Senpai-Kōhai)
Dalam konteks Senpai (senior) dan Kōhai (junior), Kōhai selalu diharapkan menggunakan Keigo (minimal Teineigo) saat berbicara dengan Senpai, terutama di depan umum atau di forum formal. Bahkan jika Senpai mengizinkan penggunaan bahasa santai (futsuu-go) dalam lingkungan pribadi, Keigo harus tetap dipertahankan dalam lingkungan kerja yang lebih luas.
Komunikasi dengan Klien (Okyaku-sama) vs. Atasan
Klien (Okyaku-sama) selalu dianggap sebagai Soto dan memiliki status tertinggi secara de facto di antara semua relasi bisnis. Oleh karena itu, ketika berbicara dengan klien, Kenjougo harus digunakan saat merujuk pada tindakan diri sendiri, dan Sonkeigo harus digunakan saat merujuk pada tindakan klien.
Menariknya, ketika berbicara kepada klien tentang atasan Anda (yang adalah Uchi Anda), Anda tetap menggunakan Kenjougo (bahasa merendah) untuk merujuk pada atasan Anda sendiri, karena Anda sedang berbicara kepada Soto yang lebih tinggi.
Etika Telepon dan Email Bisnis (Business Keigo)
Komunikasi bisnis memiliki seperangkat Keigo yang sangat spesifik:
- Telepon: Penggunaan Moushiagemasu (bentuk Kenjougo dari Iimasu - berkata), dan Gozaru (bentuk Sonkeigo dari Aru - ada).
- Email: Penggunaan frasa pembuka (Aisatsu) yang sangat formal dan spesifik sesuai musim atau kondisi cuaca (Keishō). Kesalahan dalam frasa standar ini dapat menunjukkan kurangnya profesionalisme.
Kesimpulan: Keigo, Investasi Jangka Panjang dalam Relasi
Menguasai Keigo adalah menguasai etika dan sosiologi Jepang. Ini adalah investasi jangka panjang dalam karier dan relasi Anda. Keigo adalah pengakuan bahwa komunikasi yang efektif tidak hanya tentang mengirimkan informasi, tetapi juga tentang menyampaikan rasa hormat dan kesadaran akan hierarki sosial.
Meskipun menghafal bentuk-bentuk khusus Sonkeigo dan Kenjougo terasa menantang, kunci utamanya adalah memahami filosofi Uchi-Soto dan selalu memastikan bahwa Anda meninggikan lawan bicara atau merendahkan diri sendiri sesuai dengan konteks. Dengan menguasai Keigo, Anda tidak hanya berbicara bahasa Jepang yang benar, tetapi juga berinteraksi dengan budaya Jepang secara tulus dan profesional.
Credit :
Penulis : Brylian Wahana
Gambar oleh Hsaart dari Pixabay
Komentar